Masih dalam rangka agenda outing class MI Muhammadiyah 5 Surabaya (Sekolah Mulia), kini giliran siswa kelas 5 yang berkesempatan belajar di Ubalan Waterpark, Pacet, Mojokerto, selama dua hari Senin dan Selasa (30-31/10).

Kali pertama datang, anak-anak mendapat pembelajaran tentang olahan makanan tradisional sekaligus dipraktikkan secara langsung proses pembuatannya. Salah satunya adalah getuk lindri, jajanan khas daerah Jawa Tengah yang berbahan baku singkong.

Pembuatan getuk lindri ini menjadi pengalaman pertama bagi siswa kelas 5. Jika mungkin beberapa dari mereka hanya menjajal tanpa tahu prosesnya, kini mereka secara langsung menyaksikan dan mencoba membuat getuk mereka sendiri.

Pertama dimulai dari mengupas kulit singkong dan mencuci singkong yang telah dikupas hingga bersih, kemudian memotong singkong kecil-kecil. Lalu direbus ke dalam air mendidih hingga matang dan empuk.

Setelahnya baru dimasukkan ke dalam penggilingan dan step terakhir adalah mencetak adonan getuk lindri sesuai selera. Biasanya getuk dihidangkan dengan tambahan parutan kelapa.

Anak-anak pun tak sabar ingin mencicipi getuk buatan mereka sendiri

“Ternyata begini ya cara membuat getuk lindri, rasanya juga enak,” ujar Salwa, salah satu siswa peserta outbound.

Setelah mereka menikmati getuk, trainer Ubalan mengajak anak-anak untuk membuat kreasi sablon kain yang menggunakan bahan alam.

Pembuatannya cukup mudah dengan memanfaatkan pewarna alami dari kunyit, ubi, dan kulit buah naga yang kemudian diproses dengan cara menaruh bahan pewarna di bawah kain yang dipukul menggunakan palu kayu. Setelahnya, proses penjemuran kain hingga warna meresap.

Kegiatan ini dapat melatih kreativitas dan juga kesabaran anak. Hal itu yang disampaikan oleh Erwin,  trainer Ubalan.

“Ternyata alam membawa banyak manfaat kan buat kita, selain bisa kita olah jadi hidangan. Kulitnya bisa dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Kreativitas dan kesabaran kalian juga dilatih di sini,” tuturnya.

Menurutnya, kegiatan ini juga sebagai salah satu upaya mengurangi limbah.

“Kulit yang biasanya dibuang ternyata bisa dimanfaatkan kembali menjadi barang yang bernilai jual,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala MI Muhammadiyah 5 Surabaya Umi Sarofah menyatakan, belajar di alam terbuka ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan wawasan anak-anak.

“Banyak hal di luar sana yang akan memberi mereka pembelajaran. Baik dari hal kecil maupun hal besar,” ucap Umi.

(Septi/Ana Rose)

Leave a Comment