Menyikapi cuaca ekstrem yang saat ini sedang berlangsung, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya mengadakan simulasi penanggulangan bencana di Sekolah Mulia, MI Muhammadiyah 5 Surabaya, pada Rabu (15/1/2025).
Anang, Koordinator BPBD Wilayah Timur, menegaskan tujuan kegiatan ini adalah memberikan pembekalan dan antisipasi kepada siswa jika bencana terjadi, mengingat anak-anak usia sekolah dasar belum memiliki pemahaman logis yang matang tentang bencana.
“Kami membiasakan anak-anak menghadapi bencana, terutama saat gempa bumi, melalui sosialisasi dan simulasi,” jelasnya.
Anang juga menekankan pentingnya tetap tenang dalam menghadapi bencana. “Menghadapi bencana tidak hanya sekadar lari, tetapi berlindung di dalam ruangan menggunakan benda yang ada. Panik itu wajar, tetapi kita harus bersikap bijak dan tetap tenang,” tambahnya.
Kegiatan dimulai pukul 08.00 pagi, dengan seluruh siswa dan guru berkumpul di aula lantai dasar dan lantai satu untuk menerima pemaparan tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana. Materi yang disampaikan mencakup jenis-jenis bencana, baik bencana alam maupun bencana sosial yang disebabkan oleh konflik manusia.
Novel, staf BPBD Surabaya Wilayah Timur, menegaskan bahwa bencana dapat terjadi di mana saja. “Anak-anak, bencana pasti terjadi di mana saja. Siapa yang tahu kapan gempa akan datang? Bahkan saat kita sedang bersantai di mal, situasi itu tidak bisa kita hindari,” ujarnya.
Meski bencana tidak bisa dihindari, beberapa langkah dapat dilakukan saat bencana terjadi. Novel menjelaskan tindakan sigap yang harus dilakukan, salah satunya adalah berlindung di bawah meja atau kursi saat gempa terjadi.
Setelah sesi pemaparan, seluruh siswa mengikuti simulasi di dalam kelas. Saat suara sirine dibunyikan, mereka mencari perlindungan di bawah meja atau kursi, seperti yang telah dipraktikkan. Ketika sirine berhenti, mereka diarahkan keluar kelas menuju tempat aman, seperti tanah lapang atau area terbuka.
Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman seluruh warga Surabaya, khususnya anak-anak, tentang cara menghadapi bencana yang datang secara tak terduga.
(Ana Rose)