Sosok RA Kartini masa kini yang dapat sejajar kemampuan dan potensinya terhadap kaum lelaki yang berjuang dalam pembangunan bangsa ini patut diapresiasi. Pada peringatan Hari Kartini 2024 yang berlangsung pada 21 April, Penerbit Cendekia melahirkan sebuah karya buku yang berjudul Potret Kartini Indonesia 2024 (Mereka Perempuan Tangguh dan Ulet).
Buku tersebut berisi 17 profil wanita berbeda dari berbagai penjuru negeri. Salah satunya profil Umi Sarofah SPd MPd, kepala MI Muhammadiyah 5 Surabaya.
Umi layak disebut sebagai Kartini masa kini. Khususnya dalam kiprahnya di dunia pendidikan yang berhasil membawa nama MI Muhammadiyah 5 Surabaya menjadi salah satu sekolah unggulan yang diakui.
Di bawah kepemimpinannya, MI Muhammadiyah 5 meraih predikat excellent school oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur yang selalu berkomitmen terhadap pendidikan yang berkualitas.
Umi juga berhasil meraih penghargaan sebagai Penggerak Sekolah atau Madrasah Literasi yang diberikan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya yang diterimakan secara langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Umi juga gigih menyuarakan bahwa kualitas madrasah harus setara dengan sekolah Muhammadiyah lainnya.
“Madrasah harus setara dengan sekolah Muhammadiyah lainnya. Artinya, masih banyak di antara kita yang memandang sebelah mata madrasah. Hal ini harus kita buktikan bahwa madrasah dapat seimbang antara pendidikan agama dan umum. Bahkan bisa lebih baik dari sekolah swasta Islam lainnya,” paparnya.
Ucapan Umi terbukti dengan prestasi gemilang yang ditorehkan oleh siswa-siswi, salah satunya meraih juara 1 dalam lomba Tahfidz Porseni Tingkat MI Provinsi Jawa Timur dua kali berturut-turut. Bahkan berhasil meraih juara tingkat nasional dalam Olimpiade Sains yang menjadi bukti nyata adanya potensi dan prestasi unggul MI Muhammadiyah 5.
Perempuan yang membawahkan 60 tenaga pendidik dengan jumlah lebih dari 600 siswa bukanlah hal yang mudah. Umi selalu berkomitmen untuk menyatukan hati dan menyamakan persepsi serta tujuan. Setiap permasalahan yang ada didiskusikan bersama.
“Selalu saya ajak diskusi guru-guru dalam setiap permasalahan. Begitu pun ketika di awal menggiatkan program literasi di sekolah, kami bicarakan bersama baik pelaksanaannya juga dengan komitmen menjaga program yang sudah dijalankan,” ungkap ibu lima anak itu.
Umi meyakini bahwa setiap niat dan hal baik akan berbuah manis di kemudian hari. Kesuksesan sejati diraih jika dapat membawa manfaat bagi orang lain.
“Hidup terasa tidak sia-sia jika kita bisa memberikan manfaat kepada orang lain dan dan senantiasa berbuat baik sehingga mengalir pahala jariyah,” ucapnya.
Berbagai pencapaian dan hal yang telah dilakukan Umi membuat Adi Priyanto, penyunting buku, mengungkap niat tulus ingin memberikan perhatian lebih kepada para figur wanita yang sukses dan berprestasi di berbagai bidang. Salah satunya dalam pendidikan.
(Ana Rose)