Baitul Arqam Ceria (BAC) MI Muhammadiyah 5 Surabaya memasuki hari keenam pada Kamis (6/4). Hari keenam ini giliran kelas enam yang menjadi peserta Baitul Arqam.
Berbeda dengan kelas lainnya, kali ini pembelajaran yang diangkat adalah cara merawat jenazah. Meski pembelajaran perawatan jenazah sudah mereka dapatkan di kelas, implementasi atau praktik dari kegiatan tersebut belum pernah mereka lakukan sebelumnya.
Pada materi dan praktik ini, pihak sekolah menghadirkan Hj Tarsiana, istri dari Ustadz Suhadi Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gubeng Surabaya, untuk memberikan langsung ilmu cara merawat jenazah yang baik dan benar.
Tarsiana di awal materi menyampaikan pesan kepada anak-anak bahwa jika ada keluarga yang meninggal dunia jangan takut. “Jika ada keluarga yang meninggalkan kita, entah ayah ibu atau saudara, jangan takut. Ambil langkah tepat yang sesuai dengan tuntunan. Jangan takut untuk ikut memandikan karena keutamaan mandi jenazah adalah tugas keluarga,” ucapnya.
Setelah materi berupa teori disampaikan, tidak afdal rasanya jika tidak melangsungkan praktik. Satu anak menunjuk tangan ketika ditawarkan untuk menjadi jenazah. Kemudian diikuti tunjuk tangan dari empat anak lainnya yang dipilih sebagai keluarga yang memandikan.
Sepanjang praktik berlangsung, anak-anak tampak antusias dan jauh dari kata takut.
Untuk menguji apakah mereka paham dengan materi yang disampaikan, di akhir kegiatan tiga pertanyaan seputar materi diberikan kepada anak-anak. Mulai pertanyaan tentang berapa helai kain yang digunakan dalam perawatan jenazah, proses paling awal dalam perawatan jenazah, hingga pertanyaan tentang hal-hal apa yang perlu disiapkan dalam proses perawatan jenazah.
Benar saja, mereka saling mengangkat tangan berebut untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan dan mereka dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan tepat.
Wakil Ketua Panitia Baitul Arqam Ustadzah Yanti mengungkapkan bahwa materi perawatan jenazah ini dipilih karena terintegrasi dengan materi yang telah anak-anak pelajari di kelas.
“Materi ini sudah mereka dapatkan di kelas, namun kali ini kami datangkan ahlinya agar anak-anak lebih paham bagaimana dan apa yang harus dilakukan jika ada keluarga atau sanak saudara yang meninggal dunia,” ujarnya. (Chelsya/Fitri/AS)