MI Muhammadiyah 5 menggelar pentas seni (pensi) bertemakan perdamaian yang disebut dengan Wonderful of Mulia. Dalam acara tersebut menampilkan ratusan bakat siswa didik dari kelas 1 hingga kelas 6 dengan ragam tampilan. Ribuan orang memadati gedung convention hall Surabaya, Rabu (7/2).

Pensi kali ini dikemas dalam karya kolosal seruan perdamaian dengan alur cerita didalamnya. Dimana sejauh ini, saudara-saudara muslim kita di Palestina masih belum merasakan aman dan nyaman karena peperangan serangan Israel. Hal itulah yang menjadi latar belakang tema pensi kali ini.

“Jika sebelumnya pensi Sekolah Mulia hanya menampilkan bakat dari setiap ekstra kulikuler yang ada, maka kami berusaha kali ini kita kemas pensi menjadi sebuah seni kolosal dengan alur cerita berisi pesan-pesan perdamaian yang mudah dipahami oleh penonton yang menyaksikan,” papar Surya, ketua pentas seni.

Sebelum masuk kedalam cerita, diawal para penonton disuguhkan berbagai pertunjukan dari beberapa ekstrakulikuler seperti drumband yang membawakan lagu athuna thufuli , juga dai cilik yang berkisah tentang perdamaian dan kasih sayang, serta dua tarian dari Jawa Timur yakni Glipang Rodat dan Pithik Walik.

Masuk kedalam cerita diawali dengan pendekar tapak suci yang berperang menjadi penyerang, kemudian aktor teater berperan sebagai warga yang tertindas dilanjut team english club membawakan lagu heal the world yang kemudian ditutup dengan nasyid Sekolah Mulia yang menyanyikan lagi Rahmatun Lil’Alameen.

Umi Sarofah S.Pd M.Pd kepala MI Muhammadiyah 5 mengaku senang acara ini dapat berjalan sesuai harapan, juga dengan kehadiran wali murid yang begitu antusias untuk menonton persembahan dari seluruh siswa,“Alhamdulillah kerja keras kita semua tidak sia-sia. Hari ini anak-anak bisa mempersembahkan sebuah karya dari bakat mereka untuk ditunjukkan kepada orang tuanya. Kami haturkan terimakasih pada wali murid yang antusiasnya begitu luar biasa untuk hadir meski acara ini digelar pada hari efektif, tapi alhamdulillah bangku penonton terisi penuh,” ucapnya. (Ana Rose)

Leave a Comment