Senin (28/11/2022) KKMI 17 Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, hadir di Sekolah Mulia MI Muhammadiyah 5 Surabaya dalam rangka studi banding. Rombongan sebanyak 17 orang terdiri atas 1 Ketua KKMI Kecamatan Modo, 2 Pengawas Madrasah, 14 Kepala Madrasah Ibtidiyah setempat mengikuti studi banding di MI Muhammadiyah 5  Surabaya.

Banyak hal yang ingin mereka ketahui, salah satunya yang menjadi fokus studi adalah mengenai aspek kewirausahaan di lembaga pendidikan. Sekolah Mulia dipilih menjadi sasaran studi banding karena dirasa mampu berbagi dan memberikan hal-hal yang menjadi poin penting dalam pengelolaan kewirausahaan di sekolah.

“Sebelumnya, tujuan kami adalah menjalin silaturahmi antarsesama madrasah. Selanjutnya tentu kami ingin belajar bagaimana pengelolaan kewirausahaan di MI Muhammadiyah 5 itu sendiri. Kami ingin melihat pelaksanaan kewirausahaan dan kondisi konkretnya yang ada karena dari sini akan menjadi pembanding kami saat kembali ke daerah apa yang bisa kami ambil dan apa yang bisa kami terapkan kelak,” tutur Ketua KKMI Kecamatan Modo Kaswoto dalam pengantar pembukaan studi banding.

Sementara itu, Kepala MI Muhammadiyah 5 Ustadzah Umi menyambut kedatangan rekan KKMI 17 dengan hangat dan sukacita. Pasalnya, kepercayaan yang diberikan menambah semangat dan mempererat jalinan silaturahmi untuk terus bersinergi meningkatkan kualitas madrasah di Jawa Timur.

“Alhamdulillah, luar biasa sekali kami diberikan kepercayaan dari KKMI Modo untuk saling berbagi apa saja yang ada disekolah kami, terutama yang berkaitan dengan kewirausahaan. Kegiatan seperti ini dapat meningkatkan jalinan hubungan di antara sesama madrasah ibtidaiyah,” ungkapnya.

Komite MI Muhammadiyah 5 Surabaya turut serta hadir dalam kegiatan ini sebagai wujud dukungan yang tidak pernah lepas dari seluruh kegiatan sekolah. Seperti yang disampaikan Mujiyati, ketua komite MI Muhammadiyah 5.

“Kami merasa bangga dapat berbagi ilmu dan kami di sini selalu dilibatkan dalam kegiatan sekolah. Salah satunya dalam proyek kewirausahaan sekolah kami turut serta mendukung seperti membantu pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan yang diperlukan,” paparnya.

Kewirusahaan yang dikemas dengan khas merupakan suatu hal yang penting perannya dalam lembaga. Nantinya bisa menjadi nilai ekonomi bagi sekolah tersebut. Seperti yang diterapkan MI Muhammadiyah 5, salah satunya adalah program Boarding Camp yang menjadi income untuk sekolah.

Ustadzah Umi menjelaskan, seluruh warga sekolah juga berperan dalam kegiatan ini.  “Kewirausahaan bisa dijalankan mulai dari hal kecil, berkolaborasi dan bekerja sama dengan wali murid atau bahkan bekerja sama dengan instansi pemerintah yang lain,” tandasnya.

Business day juga menjadi penerapan yang nyata. Siswa menjadi penjual dalam aneka produk kreasi mereka dan siswa lain, bahkan guru berperan sebagai pembeli. Tidak hanya itu, dalam pengelolaan bahan bekas atau sampah daur ulang, sekolah bekerja sama dengan bank sampah di Surabaya.

“Sekolah juga bekerja sama dengan wali murid dalan memproduksi aneka jamu sehat yang dijual melalui koperasi sekolah,” ungkapnya lagi.

Tidak lupa Ustadzah Umi menyampaikan pentingnya menyatukan pemikiran, gagasan, dan ide dari setiap guru agar berjalan satu tujuan demi lancarnya setiap kegiatan disekolah.

“Melalui kegiatan studi banding ini, diharapkan dapat menjadi kebaikan bagi MI Muhammadiyah 5 dan KKMI Kecamatan Modo. Ilmu yang didapatkan menjadi ilmu yang berkah dan dapat diterapkan di madrasah masing-masing,” tandasnya. (Deden/Ana Rose/AS)

Leave a Comment